Enaknya Jilat Memek Perawan

Cahayapoker.com Situs Agen Judi Poker Dan Domino Uang Asli Online Terpercaya Indonesia - Cenit bersandar di dinding, ia duduk memeluk lututnya. Mode setengah itu rapi tapi seluruh rok dan celana yang sudah terbuka. Mengungkap paha putih mulus dan montok. Sementara menusuk tumpukan kemerahan daging putih di antara rambut hitam yang terlihat dicukur.Sedikit baru mendongak dan dengan mata sendu katanya lembut
"Masukan, saudara! Saya juga ingin menikmatinya."
Aku hanya terdiam .. kami berdua telah membuka bagian bawah gaun, beberapa menit kemudian kami bergelut di sudut ruangan. Dengan penuh nafsu saya tekankan tubuhku ke tubuh gadis itu. Dia menjawab dengan merangkul leher saya dan mencium penuh gairah.
Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, mendesak saya mencium leher, bahu dan dada yang tegas dan besar. Dia hanya mengerang-moo rilis menderu napas. Setiap pemerasan dan kuluman disertai dengan erangan dengan kesenangan.Agen Poker

Saya bilang tidak parsial membuka kancing bajunya. Buahdada tumpukan muncul bulat dan putih. Tanpa membuka tali bra-nya dikeluarkan payudara dan mengasongkannya ke dalam mulut saya.
Kukulum payudara rakus besar Cenit mulutku penuh. Dia mengerang antara sakit dan lezat. Pum semakin tersedak napas, hidung beberapa kali terbenam ke bidang kenyal dan hangat itu.
Puncak dada basah mulut air yang meluap karena nafsu. Licin dan agak sulit untuk mencapai puting kecil yang kemerahan. Jelas saya melihat prosesperegangannya. Awalnya puting dimakamkan, tapi dalam sekejap ia keluar berdiri dan mengeras.
Cenit keluar keras karena aku mengulumnya tanpa memegang erat mencengkeram lehernya dan pinggang. Tanpa menunggu waktu dia memegang payudaranya dan puting ke mulut saya mengarahkan.Agen Poker Online
Aku seperti bayi mengisap haus. Mengisap dan menyedot sampai Anda mendengar bunyi bip mendecap-cepak. Aku melihat gadis itu, di mata berkaca-kaca merasakan kenikmatan, bibirnya tersenyum melengkung dan tertawa kecil. 'Bite kecil, adik. " Dia meminta saya.
Aku menuruti kemauannya, dengan sedikit puting Aku menggigit gigi. 'Aduh. " Dia menangis pelan, menggigit bibir. Mungkin ia merasakan sensasi rangsangan nikmat luar biasa di bagian tersebut. Aku merasa melunglai tubuhnya menahan nikmat.Agen Poker Terpercaya
Maka tubuh kita lebih erat berpelukan. Gairah dan rangsangan nikmat menyebar dan memompa aliran darah lebih cepat dan lebih cepat. Secara naluriah saya menjelajahi tubuh gemuk Cenit.
Mulai dari leher, terus ke belakang, meremas hangat daging di pinggul terus ke bawah. Akhirnya slip antara paha. Gadis itu membuka pahanya sedikit, sehingga tangan saya menggerayangi daerah.
Dalam pelukan erat, tangan mencoba masuk ehm .. bagian hangat dan basah. Cenit menggeser pantat sedikit. Memejam mata saat menggigit bibirnya, menarik napas mendesah kelancaran keluar tak tertahankan. Heartbeat keras ketika kubayangkakn apa yang terjadi di'sana '.
Menggelinjang gadis saya, napas sesekali tertahan, sesekali sebagai menerawang, apa yang dia harapkan? Aku tahu dia menginginkannya, dia mendorong pantatnya dorongkan ke depan, sehingga bagian itu disentuh oleh jari.Agen Domino Online
Dengan pemahaman saya turun dari payudara leher .. wajahku terseret, menikmati setiap lekuk liku tubuhnya hangat. Setiap sentuhan dan gesekan penyebab erangan lembut dari mulutnya. Wajahnya mendongak, matanya setengah tertutup, mulut sedikit terbuka, dan menetes air liur sedikit dari salah satu sudutnya.
"Teruskan, kak jangan berhenti ..!" Pintanya. "Memuaskan saya.?" Dia mengatakan genit. Nah, tidak ada rahasia di antara kami. Apa yang dia inginkan untuk memuaskan hasratnya, ia harus bertanya, setiap kali kami bertemu. Begitu juga saya ketika lagi pingin, dia akan senang.
Perlahan-lahan aku berjalan dia ke bawah. Sekarang saya sudah di perutnya yang halus. Aku bermain-main sebentar di sana. Seluruh tubuh Cenit sangat menarik. Tidak ada tubuh berongga tidak indah. Aku benar-benar menikmatinya.Agen Bandar Kiu
Tiba-tiba Cenit memegang kepala saya, meremas sedikit rambut dan mendorong kepalaku ke bawah. "Ayo, saudara, sudah tidak tahan ya ..! Jangan in situ aja dong.Aih .." saya pikir. Aku bilang aku ingin merasakan dan menjilati kemaluannya, dia bilang itu menjijikkan. Dalam keadaan terangsang dia sangat menginginkannya.
Setelah bagian itu saya tertegun menyaksikan pemandangan indah terbentang tepat di depan mataku. Setumpuk daging kemerahan mengkilap di celah-celah
Bagian itu, bibir kemaluan Cenit yang merah dan basah dipenuhi lendir cecairan yangbening. Dengan kedua jari telunjuk saya untuk membuka celah lebih lebar ... Klentitnya menyembul berkedut terlihat dengan nikmat kegembiraan tidak terukur.
Banyak kali dia berkedut setiap denyut ditambah dengan napas tertahan dan mengerang gadis itu. Aku mendongak. Terbuka terhadap payudaranya, putingnya mengeras. Terengah-engah, Cenit payudara putih terlihat naik dan turun dengan cepat. Aku melihat lagi kemaluan gadis saya mendapatkan merah dan pecah-pecah. Aku membuka lagi dengan cairahn dua jari tebal mengalir. Melimpah dan meresap ke pangkal paha, seperti orang-orang yang ngiler.
Cairan terus mengalir perlahan ke arah anus. Kemudian perlahan-lahan datang bersama-sama dan akhirnya menetes ke lantai. Semakin banyak poin dari lendir yang jatuh di lantai ruangan.
Merasa dia menjambak rambut saya dan menekankan kepalaku ke arah vagina sedang dirangsang. Saya menjadi lebih bergairah. Saya bersemangat mulai menghisap dan menjilat sekitar sudut kemaluan Cenit
"Ahh. Ahhhh nikmat satu, saudara!" Cenit mengerang, tubuhnya tegang, kuat cengkeraman di kepalaku. Mengempot paha ditekan ke arah wajahku, sementara kemaluannya semakin merah dan penuh lendir yang sangat licin.
Aku masuk ke menusuk lidah saya ke liang senggamanya. Beberapakali klentitnya tersentuh oleh ujung gigi, setiap sentuhan pengaruh besar. Gadis itu melolong menahan nikmat aku terus menjelajahi bagian terdalam dari vagina. Oh hangat dan sangat, sangat basah. Saya tidak bisa membayangkan apa yang ia rasakan kenikmatan saat ini. mungkin pada kesenangan rangsangan yang saya dapatkan dari pangkal paha yang juga telah mengeras sejak awal.
Itu sangat menyenangkan dan tergelitik terutama di dasar merasa seperti aku melepaskan pada nikmat sesaat. Tapi aku harus menyelesaikan game ini awal sebelum, gadis ini diminta untuk segera menyelesaikan.

Cahayapoker.com Situs Agen Judi Poker Dan Domino Uang Asli Online Terpercaya Indonesia - Semakin saya bermain ayam, semakin ia mengempot dan menekankan kepalaku ke arahnya. Sesekali aku menatap wajahnya merah. Tampak dia menghapus air liur yang mengalir dengan lidah merah.
Tiba-tiba ia tertawa dan tertawa seperti sesuatu yang lucu. Dia mengusap wajah saya direndam cairan vaginanya. Saat ia menatapku penuh simpati. "Sekali lagi, Kak" katanya.
Saya ulangi lagi kegiatan itu, ia kembali ke merengek terus stimulus besar pada kemaluannya. Beberapa kali klentit tersentuh dengan ujung gigi.
Saatnya tiba, ia harus mendekati puncak. Napas memburu semakin besar dan kaku kali tubuh beberapa nya. Tanpa ragu-ragu, ia mengeluarkan lolongan gembira ketika mendapat rasa yang baik
"Ohhhhh hhhhahhhhhhhh" dia menangis off. "Sangat lezat"
Mengempot pantat meneruskan nikmat berdenyut vagina disergap dan setiap denyut disertai dengan debit bahkan lebih. Beberapa cairan yang menyembur dari lubang senggamanya suka, saya mundur untuk sementara waktu, melihat bagaimana bentuk vagina yang mengalami orgasme.
Tegang, merah, basah berkedut, cair banjir hingga pahanya .. mengalir dengan jumlah sampai ke pergelangan kaki saya juga tidak tahan situasi, cepat aku berdiri mengasongkan pangkal paha sudah tegang terhadap dirinya.
Dia memeluk saya, merasa tubuhnya bermandi keringat, wajahnya memerah dengan rilis baru yang nikmat disusupkannya ke leher saya. Memelukku kuat
"Puaskanlah Anda, saudara!"
Aku mencengkeram tubuh sintal ketat. Kesenangan mengamuk di titik pangkal paha. Merasa semakin diperketat dan mengeras. Tapi aku ingin merasakan sensasi lain.
Saya membawa kepala gadis itu ke bagian itu. Dia memenuhi, ia perlahan-lahan terus turun tubuhku dari dada ke bawah. Seperti saya lakukan sebelumnya, mulutnya mencium perut dan terus turun Sesampainya di penis yang ia menatapnya yang selalu menikmati.
Dia menatapku sambil tersenyum .. nakal. "Besar sekali Anda, saudara! Ini aku selamanya," katanya, membelai dan mulai meremas gagang. Aku terkesiap lembut jari mulai mengocok-ngocok kemaluanku dengan penuh kasih.
"Nikmati, saudara! Saya ingin Anda untuk menikmati dan merasakan kenikmatan seperti yang saya rasakan, kau milikku, tidak boleh untuk orang lain." Aku mengangguk sambil tersenyum, ketika saya mencintai wanita dan ingin pasti ingin melakukan apa-apa.
Perlahan ia mulai mengocok pengkal paha sesekali ia mencium kepala seperti topi baja itu. Lembut dan penuh kasih sayang. Beberapa kali ia menempatkan mereka di pipi sambil matanya ditutup.
"Ohh .. ini adalah apa yang saya impikan selama ini. Saya milik saya perkasa tercinta"
Kemudian dia naik kocokannya, kedua tangan menggenggam jari dan meremas-remas penyebab rasa yang luar biasa dari hiburan. Semakin tegang selangkangan mendukung .. menahan keras dan enak.
Gadis itu sangat cerdas bermain dengan jari-jarinya, seolah-olah ia juga merasa apa yang saya rasakan. Sambil terus berjongkok dan mencium pangkal jari-jarinya terus pangkal paha juga digesekkannya.
Akhirny aku tidak tahan lagi aku meraih rambut di kepalanya, tubuhku tegang. Saya mendorong pantatku ke depan, kaki saya akan kedutan terus sesuatu yang saya mengambil.
"Cenit" kataku, mencengkeram rambutnya. Dia menatapku, dia benar wajah pada akhir yang pangkal paha dicengkeramnya. Dia tersenyum kecil. Dia senang melihat saya bahwa berada di puncak nikmat.
Jadi, sementara setengah tertutup, saya mengambil segala sesuatu, pangkal paha meledak di tangan Cenit, semburan manikyang air yang sangat banyak, pada seluruh wajah gadis itu. Sebagian ada menyembur dan kena pajak pada rambut. Gadis kelopak mata berkedip menahan serangan air mani mendarat di wajahnya
"Hhhhhhhh.hh," napas perlahan-lahan mulai teratur atasnya telah mencapai, nikmat kata yang tak terlukiskan.
Cenit berdiri dan menuju sudut. Paha dan bokong terlihat halus dan anggun saat berjalan. Gadis itu mengambil pakaian, mengusap wajah penuh air mani. Berpaling kepada saya dan tersenyum, lalu berjalan ke arahku. Menyebar tangannya, memeluk saya dan menempelkan pipinya di pipiku.
"Ini ya baik, Kak"
Aku mengangguk, memeluk tubuh masih bersimbah peluh itu. Menatap matanya dengan penuh perhatian. Dia kembali menatap saya, "Aku mencintaimu, adik. Kau milikku dan memiliki selamanya"
Siapa yang tahu berapa lama kami berpelukan sambil berdiri.
Ketika angin gemerisik melalui kisi-kisi jendela, merasa semuanya kendur. Tubuh dan jiwa telah terpuaskan. Sekarang adalah waktu merapikan pakaian, duduk mengobrol di ruang tamu. Segera kos teman tercinta akan kembali. Kami akan mengobrol di ruang tamu, bercanda, seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya.
Tiba-tiba dia berdiri seperti terkejut. Dia menatapku dengan senyum kecil. Saya tidak mengerti ketika ia menunjuk ke sudut mata ke arah lantai. Ha ha ha hampir lupa, cairan itu masih berserakan di lantai. Buru-buru, ia pergi ke belakang dan kembali dengan sepotong kain. Perlahan pangkuannya lendir itu dengan kain sebelum.
"Ini adalah milikku" katanya, sambil menunjuk setetes cairan. "Dan ini adalah milikmu, saudara!" Aku tersenyum hehe. "Bagaimana Anda membedakan antara mereka?" Tanyaku sambil mengambil rokok.
Berdiri dan tertawa "Apakah perempuan dan laki-laki jelas berbeda. Saya lebih transparan"
"Tapi saya lebih baik, kan?" Aku bergurau.
"Ya dong sayang." Dia berkata sambil datang dan mengusap wajah saya penuh cinta dan kasih sayang. "Lain waktu kita masuk ya. Kak. Aku ingin menikmatinya .." gadis itu berbisik, "Saya sungguh-sungguh demi adik" dia berbisik di telinga saya lagi. Dia melingkarkan lengannya di leher saya, saya memeluk tubuh gemuk dan bermandi keringat lebih erat.
Belum begitu larut malam ketika saya sedang sibuk dan Liani seks di kostnya ruang tamu. Tubuh gemuk gadis berbaring di sofa sederhana mengundurkan diri terletak di salah satu sudut ruangan. 'D Pernah Berkunjung tambang untuk menjelajahi seluruh lipatan alat kelaminnya.
Banyak kali ia menggeram rasa ditahan. Lipatan basah dan hangat itu terasa sesekali menyempit. Dia benar-benar menikmati gesekan itu, aku juga. Yang besar, salah satu gadis ini tampaknya tidak memerlukan foreplay. Kami hanya melakukannya begitu saja. Cukup dengan mata, kita sudah tahu apa yang kita inginkan, kepuasan di malam itu basah oleh hujan.
Delapan malam aku ada janji dengan Cenit kekasihku untuk bertemu di rumah kos ini untuk anak perempuan. Meskipun malam ini bukan malam kami bertemu seminggu seperti biasa. Tapi dia sms saya meminta untuk bertemu, ada yang penting katanya. Saya mengerti bahwa apa yang penting.
Yang saya tidak mengerti ketika saya tiba di rumah kos, ternyata dia tidak ada. Liani sekost teman-teman yang menyapanya. Dia mengatakan kepada saya untuk masuk dan ketika saya bertanya di mana Cenit, dia mengatakan berada di luar untuk sementara waktu, ada kebutuhan dan dia pergi dengan teman-teman Rinay tanah airnya. Dia mengatakan, kata Liani, harus menunggu lama tidak akan pula. Liani, gadis desa lain yang tinggi, langsing putih berambut panjang dan mengatakan kepada saya untuk duduk.
Segera ia pergi ke belakang, ingin membuat minuman katanya. Aku taat, mengambil sebatang rokok. Tubuh diam-diam kerhatikan gadis dari belakang saat berlalu. Tidak buruk, tinggi dan cukup gemuk. Selain itu, malam ini dia hanya menggunakan baju tidur selutut tanpa lengan. Gumapalan-bekuan muncul indah khas gadis desa yang dulu bekerja cukup keras.
Tidak merasa aku mendesah sambil menonton anggun tubuh pemandangan Liani ke arah belakang ruang agak gelap. Ass cukup besar dan berisi, sementara kedua betis tampak putih mulus dengan tumit merah. Jika Anda tidak ingat Cenit tercinta, mungkin gadis ini sudah kupacari, tapi dia bilang dia punya pacar, siapa pun saya belum pernah bertemu dengan seorang pria yang dikatakan nya pacar.
Segera dia kembali membawa nampan dengan segelas air. "Maaf, Bang, hanya ini yang saya berikan," katanya dengan setengah embungkuk meletakkan gelas di atas meja di depan saya.
Tanpa disadari tidur pembelahan gaun gadis sedikit kendor, mengungkapkan dua titik putih yang mau tidak mau merambah ke mata saya. Aku mengakui dia sangat gemuk. Meskipun tinggi, tubuh yang terlihat solid dan menunjukkan. Payudaranya tampak menantang ketika ia berdiri.
Liani mengibas-ngibaskan rambut panjangnya di depanku. Tersenyum. "Perlu ada apa, Bang? Kok tumben tidak untuk sininya malam mingguan?" Dia bertanya, memperbaiki rambutnya yang indah. Dia menatapku dari sudut matanya.
Yang satu ini adalah seorang gadis memanggil saya 'Bang', tidak seperti yang lain memanggilku'Kakak '. Alas, Liani tubuh yang sangat gemuk dan laku lagu Anda malam ini tidak untuk orang lain.
Gadis yang duduk santai di depan saya sambil memegang sebuah nampan di perutnya. Tidak ada canggung sedikit pun ketika mengangkat kakinya dan membiarkan gaun selutut tertarik dengan batas-batas paha. Aku menelan ludah saya sendiri. Dalam kesepian kost hanya kami berdua sementara Cenit dan Rinay suatu tempat.
"Masih lama mereka kembali, Liani?" Saya bertanya sembarangan meraih gelas minum saya. Gadis itu menatapku lurus di mata saya. Aku ingin tahu apa yang ada dalam pikiran malam. "Saya tidak tahu." Katanya sambil menggeliat, merentangkan tangannya, kedua lengan terangkat ke atas dasar muncul ketiak bersih.
"Mungkin dua puluh menit atau setengah jam mereka datang kembali. Dia mengatakan ada kebutuhan, Bang." Gadis dengan menguap lezat di depan saya. Lalu ia mendongak menampakkan leher putih mulus. Hmm .. gadis ini agak mirip dengan Cina meskipun itu tidak. Tapi terus terang aku cukup tertarik kesintalannya tersebut.
"Mengapa begitu, Bang? Bosen ya Tidak ingin cepat bertemu."
"Kau tahu, hanya merasakan" jawabku sambil tertawa kecil.
"Hmm tahu dong. Tidak sabar untuk ingin"
"Mau apa, lihatlah!"
'Ingin' adalah 'ya' katanya dengan tertawa nakal.
"Apa itu? Artinya, jika Anda juga memiliki bukan?" Kataku, agak sembrono. Perempuan itu
merapikan tempat duduknya agak cepat. Tapi kemudian ia santai lagi sambil terus menggeliat, seolah-olah kelelahan akan segera dibebaskan dari tubuh. Dua gundukan dada itu menyembul dari balik gaunnya biru itu. Tampak behanya tali hitam.
"Ngeliatin apa sih?" Dia mengatakan, memperbaiki tali bra yang agak kendur di bahunya. "Tidak," jawab saya singkat. Aku melihat dia menatapku tajam. Aku menatap kembali. Wajahnya memerah. Aku menahan napas. Apa itu seperti gadis ini? apa bedanya dengan Cenit kekasih?
Pikiran-pikiran cepat melintas pergi. Seolah-olah dunia telah terbalik. Tidak lagi mengingat Cenit, dengan Rinay teman yang mungkin rumah. Aku bangkit, meraih tangan gadis itu. Liani berkata apa-apa, tapi ia tersenyum, tertawa sedikit.
"Tidak ada waktu, Kak" katanya pelan tapi membalas meremas tangan saya. Aku menyelinap jari saya di jari-jarinya, dia menjawab. Matanya menatapku seolah berkata, jika Anda ingin melakukannya melakukannya sekarang mumpung Cenit dan Rinay belum pulang. Dan tidak peduli apakah mereka tahu atau tidak, aku pandai menyimpan rahasia.
Bisikan berdenging di telinga saya bahkan membuat kenaikan gairah. Terutama ketika saya melihat tubuh Liani yang gemuk dan dada atas dan ke bawah menahan napas terengah-engah mulai.
Semakin lama memeras ketat. Tubuh kita semakin dekat dan merasa tubuh gadis itu memanas. Baik dengan nafsu tertahan baik oleh keinginan. Tidak, aku tidak akan menyia-nyiakan gadis ini disajikan dengan kehangatan, meskipun tidak kekasih saya, tapi perselingkuhan selalu terasa baik.
Dia beberapa tahun lebih tua dari gadis saya, cenderung lebih dewasa, tapi tidak pernah mengharapkan dia untuk menyimpan kehangatan dan semangat bersatu dalam cinta yang begitu tersembunyi dan memancarkan panas di malam hari.
"Kak atas dipan menulis, yuk." Dia berkata. Senyum dari wajahnya memerah terlihat sedikit genit. Saya setuju, meskipun hanya kasur tipis didasarkan dipan. Yang penting aku bisa menikmati dirinya sendiri malam ini.
Jadi, seperti orang gila sementara kita erat merangkul bergerak menuju dipan. Di tepi dipan ia melepaskan pelukanku, dan perlahan tapi pasti menurunkan gaunnya.
Aku hanya bisa mengagumi tubuh putih tampak halus dan penuh padat berisi itu. Sementara ia melihat celana dalamnya diturunkan, menatap ke bawah. Oh, saya belum membuka celana saya juga mengagumi keindahan semata-mata itu.
Segera kami memeluk hampir telanjang. Dia berada di bawah posisi tradisional. Siap dan menunggu untuk ditembus oleh seorang pria yang tidak kekasihnya.
Jika Cenit memerlukan kedepan bermain cukup lama sebelum terangsang, dia mungkin tidak membutuhkannya. Atau "Jika ini adalah bagaimana saya selalu membayangkan malam dengan Anda, Bang. Dia berbisik di telinga, tangan erat melingkar di leherku. Pipinya menempel dipipiku.
"Benarkah?" Aku berkata, mencium pipi hangat. Liani mengangguk. "Kadang-kadang bayangan Anda begitui jelas sebagai memasuki saya. Kemudian saya suka emmh .. basah, Bang."
"Oh ya?"
"Ya Anda mencoba untuk merasa, Bang." Dia mengatakan saat bergerak pantatnya, menggosok tumpukan kemaluannya di penisku. Ya, rasanya hangat dan Pembebasan
"Sebelum Anda datang, saya sudah membayangkan diri .. emhhmmm sadar 'dia' sudah basah Aku mencium telinganya Liani, dia seperti, menggelinjang tubuh menggigil. Karena menggigil menggelitik.
"Kadang-kadang," bisiknya lagi, "Keluar banyak sekali, untuk membasahi celana saya sekarang juga sudah begitu, Bang."
Ya, saya merasa itu, sangat hangat dan sangat basah. Penasaran saya menyelusupkan jari ke daerah. Ya ampun! Sepertinya aku menaruh tanganku ke dalam ember lumpur hangat. Tanpa diduga, ternyata tetap gadis pendiam bara begitu panas. Sebuah rahasia yang selama ini ia dikuburkan
"Masukan Anda, Bang!" Dia mengatakan "Aku sudah tidak tahan lagi, aku telah menahan akal untuk Anda tidak membuang bahkan satu menit malam ini, saya akan puas."
Gadis itu menggelinjang sekali lagi, memperbaiki berbaringnya posisi dan membuka pahanya sedikit lebih lebar untuk memudahkan saya menggelosorkan selangkangan liang senggamanya yang hangat ke dalamnya.
Felt meluncur mulus ke alat kelamin gadis itu. Terus masuk dan tenggelam sementara semua yang paling celah dalam. Gadis itu mulai mengencangkan paha dan pantat bergoyang kiri ke kanan da.
Tubuhnya terasa kian memanas. Lengannya begitu ketat dan menempel payudaranya menekan dadaku. Dia begitu bersemangat, nafsu di terkubur lama dan ingin di rilis di malam pelukanku.
Terus terang di menit mencintai yang saya tidak ingat lagi dengan Cenit. Gadis ini perlu puas. Sebuah semangat yang telah meledak tidak bisa lagi menarik surut ke dalam. Semua rem off dan kami melayang di luar kendali menikmati semuanya malam ini.
Saya pikir lebih deras hujan di luar. Titik air yang jutaan orang terjun ke bumi sebagai ras menimbulkan gemuruh tanpa henti. Tapi itu tidak gemuruh gemuruh sekuat nafsu kami berdua, aku dan Liani yang menikmati cinta.
Saya tidak tahu berapa kali batang kemaluanku dan liang senggamanya dari. Berapa kali pula dia menggepit-gepit dan memelukku erat dengan kedua tangannya. Siapa yang tahu berapa kali ia terengah-engah dan menggeram menggelinjang kenikmatan.
"Ehhhhhhh..hhhhhh hhhhhh." Dia mengerang dan menekan setiap saya bermain pantatku ke kemaluannya. Luar biasa, setiap tekanan ke bawah pada dilunasi dengan tekanan ke atas.
Saya pikir itu sepuluh menit aku mengayunkan pinggulnya. Liang ayam semakin ketat dan sangat licin, mencengkeram kuat yagn berasal pangkal paha diperketat.
Aku melonggarkan sedikit gerakan. Mengalihkan perhatian ke tubuh bagian atas. Liani mengerti, ia membentang menarik kepalanya ke belakang, membiarkan payudara putih besar berkeringat itu meenyeruak senjata. Payudara gadis desa yang besar dan kenyal, tidak seperti anak-anak payudara kota besar tapi loyo.
Dua gumpalan kenyal itu kusergap dengan mulutku. Ku-mengunyah semangat dan konten dikunyah jantung. Puting susu yang saya merah-hisap kulum dan saya merokok sementara aku menggigit sedikit.
Hanya sebentar, jeritan teredam nya.
"Ohhh .. geli, Bang!" Aku terus menghisap. Perubahan ke kiri dan ke kanan, maka setiap tangan meremas-remas dari Liani payudara dengan gemas. Sangat kenyal, hangat dan lezat.
"Aku sudah tidak tahan lagi Bang," keluhnya lirih, tubuhnya semakin panas dan berkeringat, tubuh saya sama. Dalam cuaca malam ini cukup dingin karena hujan sebagai tubuh kita memancarkan uap. Tubuh telanjang bersimbah keringat yang mengebulkan asap nafsu tak tertahankan.
Setelah puas dengan payudara kenyal, aku memeluk punggungnya. Saya pikir dia mengangkat lututnya, menggepitnya di pantat. Lalu ia menurunkan tangannya dan memelukku di pinggang.
"Tap-tap lagi, Bang," katanya.
Saya juga merasakan gesekan kemaluannyai pingin. Berpagut saling erat sementara aku mengayunkan pantat lagi rengakahan lebih paha gemuk. Dia lebih kaki menggepitk-gepitkan.
Sekarang kami berkonsentrasi pada setiap gesekan, setiap lipatan, setiap inci dari lubang kemaluan Liani. Malam ini sunguh hanya milik kami berdua. Gesekan yang lebih dan lebih berirama. Sementara tindakan Liani yang menambah kenikmatan, ia menggepit kemudian diadakan. Gepit tahan Gepit tahan. Oh seks terlukiskan lezat dengan gadis ini.
Semakin intens gesekan kita lakukan. Sampai-sampai kita tidak menyadari bahwa hujan telah berhenti. Malam di luar diam. Tapi di dipan yang berbunyi kriak-kriuk ini dua tubuh masing-masing balap memompa melawan waktu. Takut bahwa Cenit dan Rinay memicu kembali.
Saya juga mempercepat ayunan saya jadi sepi di malam hari adalah suara yang jelas penisku keluar ke Liani kemaluan. Rsa bersaing di limpahan kemaluan Liani cair ..
'Crekk .. Crekk .. Crekkk. CrekCrekkk .. Crrek.
Kedewasaan menggesek atas dan ke bawah lipatan dinding kemaluannya. Suara jelas terdengar di telinga kami berdua. Akan membawa sesekali kuat, dan membiarkan dia mengambil tekanan, menggeolkan pantat berkali-kali bahwa klitoris disentuh dasar pada pangkal paha keras.
"Tahan, Bang .. aihh ..."
Aku menekan lagi sambil bergerak pantat ke kiri dan ke kanan. Mungkin dia merasa gatal dan gatal ingin digaRinay sampai selesai. PenggaRinaynya adalah bahwa grip ia batang kemaluanku dan ia dikubur dalam.
"Ohhh..ohhhhhhhhh," keluh gadis itu melepas nikmat. Seluruh senggamanya kanal berkedut dan sementara menggepit kuat. Liani menggelinjang tubuh dan mengencangkan tahan rasa yang baik ketika ia mengambil kewanitanya air mani.
"Eughhhhhhhh euuughhhhh .. ahhhhh" keluhnya sambil menyurupkan wajahnya ke leher saya, leher menderu napas, air liur mengalir dari bibir merah.
Saat itulah saya sedang mempersiapkan untuk keluar dan menyemburkan kenikmatan di selangkangan. Tapi sesuatu membuat saya berhenti masih dalam keadaan hubungan seksual tanpa sekilas Liani lulus. Aku menatap sudut mata saya, di lantai ada dua bayangan tampak seperti diam tertegun. Saya terkejut bayangan siapa itu?
Perlahan aku menyadari bahwa wajah Liani masih mata setengah tertutup. Kemudian matanya perlahan membuka Dia juga melihat bayangan itu, dan menatap langsung ke ruang tamu. Samar-samar di mata hitam aku melihat dua sosok berdiri menatap ke arah kami.
Bayangan yang Cenit dan Rinay! Rinayanya telah beberapa menit sebelumnya mereka berdiri di sana, menatap kami yang sedang mengalami gigitan cinta. Apakah mereka telah mendengar suara crekcrekk.crekk .. baik .. alat kelamin kami yang terjalin? Saya tidak tahu, saya tidak berani membayangkannya.
Anehnya, meskipun Liani sudah tahu kehadiran mereka, dia diam saja. Tidak memberikan tanda bahwa kekasih dan temannya sudah pulang. Bahkan saat membiarkan mereka menonton kami menjadi adegan intim di tempat tidur.
Deheman terdengar kecil, dehem suara wanita khas. Seperti kita mengerti bahwa ini masih dalam hubungan posisi. hmmm Aku tahu kedengarannya Cenit, aku bisa membedakannya.
Dua detik kedua saya tidak tahu apa yang harus dilakukan, maka Liani tidak sersuatu pikiran itu. Dia seperti melambaikan dari belakang punggungku. Menceritakan dua 'adik' kostnya pintu masuk ke kamar
"Silakan, bang. Tidak apa-apa, benar-benar." Dia berbisik di telinga saya. "Kenapa malu .. kita baik, Anda baik aku baik. Mereka juga akan disarankan."
Oh ya? Seks dengan orang yang bukan pacar, dan dilihat oleh mereka juga? Apa ini? Exibit kah ini? Baiklah! Saya tidak punya waktu untuk berpikir sejauh itu. Jika untuk Liani tidak apa-apa, dan Cenit dan Rinay sebenarnya menikmati pemandangan ini. Aku terus saja.
Perlahan dua gadis itu pergi, seolah-olah tidak ada, kecuali tertawa kecil yang terdengar Rinay. Aku melihat mereka pergi, tiba-tiba Cenit melihat kembali. Dia menatap mataku langsung, bibirnya melengkung senyum aneh dalam situasi seperti ini yang terlihat senyum nakal.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, bagaimana hubungan saya dengan Cenit? Bagaimana aku akan menemui mereka setelah 'permainan' penuh kenikmatan ini? Aku tidak bisa lagi bertindak seperti seorang pria yang setia hanya satu wanita. Tapi tampaknya Cenit tidak keberatan jika saya berkencan dengan kakak kostnya Liani.
Ah. Dunia ini memang aneh di tempat yang tampaknya biasa-biasa saja bakat rupanya disimpan cinta laten menunggu untuk dibebaskan dan menikmati setiap jenis orang saya. Saya tidak tahu apakah akan bersukacita atau saya tidak tahu!
Aku terus permainan saya dengan Liani. Gadis itu telah mencapai puncak syahwatnya aku kini giliran. Perlahan-lahan aku mulai memompa lagi selangkangan dan menggesek turun basah kemaluan Liani. Crek Crek suara .. .. .. creeeek Crek terdengar ke seluruh ruangan.
Aku sedikit tertegun mendengar suara itu tidak akan sampai ke telinga mereka berdua yang sekarang sudah ada di kamarnya?
"Tulis terusin, Bang .. Jika buruk melakukan dengan baik di berhentiin" bisik Liani seolah menghapus keraguan. Jadi saya menyampaikan lagi, kali ini dengan irama yang lebih cepat dan segera creettcretttt sambil menekan maniku saya menghapus air di kemaluan Liani mencengkeram erat-erat. Oh sukacita.
Beberapa menit telah berlalu. Setelah mengeluarkan keringat di dada saya Liani mengenakan pakaian. Kemudian, sambil bernyanyi kecil dia merapikan rambutnya kusut. Wajahnya tampak puas. Sangat puas, memiliki kesenangan selama ini didambakan. Sementara memperbaiki tali bra dan payudara menyempalkan besarlnya katanya.
"Bang, aku pergi dulu ke dalam. Cenit kemudian saya dikirim, ya!"
Aku hanya mengangguk, ia bangkit dan berjalan menjauh dari saya. Sementara aku duduk tertegun sambil menghisap rokok sbatang. Segera Cenit keluar untuk bertemu dengan saya, kali ini mengenakan gaun yang dikenakannya sebelumnya, tetapi telah diganti dengan baju tidur merah muda. Bahan yang lembut mengungkapkan lekuk tubuhnya yang seksi. Aku menelan yakin dia akan marah karena perilaku kita sebelumnya.
Dia hanya tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya. Tidak terlihat tanda-tanda emarahan ada. Dia diam sejenak .. lalu tiba-tiba ia bangkit dan 'menyerbu' dengan saya.
Melingkarkan lengannya di leher saya dan mencium saya penuh gairah. Aneh, dia tidak marah, bahkan setelah melihat kami bercinta seperti nafsu melonjak ingin puas juga.
"Cenit maaf .. saya" tidak punya waktu untuk menyelesaikan kalimat saya dia bersemangat mencari bibirku dan menciumnya dengan ganas. Oh, gelagapan saya membuat. Saya tidak tahu apakah ia marah atau sudah terangsang. Saya kembali ciuman, lidahnya terjulur dan bertemu dengan lidahku. Sesaat lidah kita jalin terjalin sebagai tidak ingin dipisahkan. Pokoknya dia rakus menghirup air mulut, meneguk dan menelan. Setelah puas giliran saya untuk menyedot cairan oral. Setelah itu kita memecahkan ciuman dan saling memandang selama beberapa saat.

Tweet

Subscribe to receive free email updates: